Letusan Krakatau. Letusan Gunung Krakatau Purba gunung yang berada di Selat Sunda ini, oleh para ahli dianggap bertanggung jawab atas musnahnya banyak peradaban dimuka bumi (jaman kegelapan) yakni disinyalir turut andil dalam musnahnya Persia Purba dan Romawi Kuno serta ditengarai sebagai awal tumbuhnya radikalisme Islam di Tanah Jawa.
Letusan Tambora. Para ahli berpendapat bahwa gunung di Sumbawa (NTB) yang meletus pada 1815 itu kekuatannya setara dengan 6 juta kali bom atom di Hiroshima atau lebih dahsyat dari Krakatau 4 kali lipatnya. Maka tidak mengherankan pada saat Tambora meletus sangat mempengaruhi cuaca dunia menjadi buruk. Pengaruhnya sampai ke Eropa yang menjadikan Eropa tanpa musim panas dan Napoleon mengalami kekalahan, seperti diungkapkan oleh Kenneth Spink bahwa salah satu pemicu kekalahan Napoleon adalah karena letusan Gunung Tambora (Sumbawa). Selain itu letusan Tambora juga menghancurkan tiga Kerajaan di Nusantara (Kerajaan Pekat, Sanggar dan Tambora) dan mengakibatkan tsunami di kawasan Bima (NTB), Besuki (Jatim) dan Maluku.
Gunung Dieng dan Anak Bajang. Dieng adalah kawasan pengunungan yang secara geografis berada di Kab Wonosobo, Kendal, Batang, Banjarnegara dan Temanggung Jateng ini sering disebut-sebut sebagai kediaman para dewa dengan banyaknya gugusan candi konon mencapai sekitar 200 buah yang dibangun pada masa yang berbeda yakni antara abad 7-13 Masehi. Selain itu, Dieng terkenal dengan legenda misteri Anak Bajang, yakni anak-anak berambut gimbal. Dimana secara ilmiah masih belum dapat dibuktikan apa penyebabnya. Banyak versi yang menyebutkan tentang Anak Bajang ini. yang jelas masyarakat mempercayai bahwa Anak Bajang adalah anak yang memilihi keluwihan, dan dinggap sebagai berkah serta memiliki status sosial yang istimewa karena dianggap sebagai titisan Kyai Kaladete, seorang sakti madraguna yang selalu membela wong cilik yang hidup pada masa kejayaan Mataram.
Sangiran : Tambang Fosil Manusia Purba. Kawasan Sangiran adalah berada di Kabupaten Sragen sebelah barat laut. Sangiran sendiri mulai digunakan sebagai salah satu “tambang” fosil adalah setelah kedatangan Eugene Dubois (ahli anatomi Belanda) pada1893 yang datang ke Sangiran karena diilhami oleh lukisan karya-karya Raden Saleh tentang Sangiran. Sangiran kemudian dikenal sebagai tambang fosil manusia purba dengan ditemukannya hampir 60% jumlah manusia purba yang ditemukan di Indonesia.
Letusan Tambora. Para ahli berpendapat bahwa gunung di Sumbawa (NTB) yang meletus pada 1815 itu kekuatannya setara dengan 6 juta kali bom atom di Hiroshima atau lebih dahsyat dari Krakatau 4 kali lipatnya. Maka tidak mengherankan pada saat Tambora meletus sangat mempengaruhi cuaca dunia menjadi buruk. Pengaruhnya sampai ke Eropa yang menjadikan Eropa tanpa musim panas dan Napoleon mengalami kekalahan, seperti diungkapkan oleh Kenneth Spink bahwa salah satu pemicu kekalahan Napoleon adalah karena letusan Gunung Tambora (Sumbawa). Selain itu letusan Tambora juga menghancurkan tiga Kerajaan di Nusantara (Kerajaan Pekat, Sanggar dan Tambora) dan mengakibatkan tsunami di kawasan Bima (NTB), Besuki (Jatim) dan Maluku.
Gunung Dieng dan Anak Bajang. Dieng adalah kawasan pengunungan yang secara geografis berada di Kab Wonosobo, Kendal, Batang, Banjarnegara dan Temanggung Jateng ini sering disebut-sebut sebagai kediaman para dewa dengan banyaknya gugusan candi konon mencapai sekitar 200 buah yang dibangun pada masa yang berbeda yakni antara abad 7-13 Masehi. Selain itu, Dieng terkenal dengan legenda misteri Anak Bajang, yakni anak-anak berambut gimbal. Dimana secara ilmiah masih belum dapat dibuktikan apa penyebabnya. Banyak versi yang menyebutkan tentang Anak Bajang ini. yang jelas masyarakat mempercayai bahwa Anak Bajang adalah anak yang memilihi keluwihan, dan dinggap sebagai berkah serta memiliki status sosial yang istimewa karena dianggap sebagai titisan Kyai Kaladete, seorang sakti madraguna yang selalu membela wong cilik yang hidup pada masa kejayaan Mataram.
Sangiran : Tambang Fosil Manusia Purba. Kawasan Sangiran adalah berada di Kabupaten Sragen sebelah barat laut. Sangiran sendiri mulai digunakan sebagai salah satu “tambang” fosil adalah setelah kedatangan Eugene Dubois (ahli anatomi Belanda) pada1893 yang datang ke Sangiran karena diilhami oleh lukisan karya-karya Raden Saleh tentang Sangiran. Sangiran kemudian dikenal sebagai tambang fosil manusia purba dengan ditemukannya hampir 60% jumlah manusia purba yang ditemukan di Indonesia.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
0 comments:
Post a Comment
blog ini Do Follow. jangan nyepam dong!!!